Surat asy syura ayat 214-216 menjelaskan tentang " 214. [2]Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu Muhammad yang terdekat[3], 215. Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang beriman yang mengikutimu[4]. 216. Kemudian jika mereka mendurhakaimu maka katakanlah Muhammad, "Sesungguhnya aku tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu kerjakan[5]. Adapun isi kandangun yang menjelaskan tentang tafsir, bacaan latin, dan terjemahannya artinya. Surat Asy Syura Ayat 214-216 Surat Asy Syura Ayat 214-216 فَلا تَدْعُ مَعَ اللَّهِ إِلَهًا آخَرَ فَتَكُونَ مِنَ الْمُعَذَّبِينَ ٢١٣ وَأَنْذِرْ عَشِيرَتَكَ الأقْرَبِينَ ٢١٤ وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ لِمَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ ٢١٥ فَإِنْ عَصَوْكَ فَقُلْ إِنِّي بَرِيءٌ مِمَّا تَعْمَلُونَ ٢١٦وَتَوَكَّلْ عَلَى الْعَزِيزِ الرَّحِيمِ ٢١٧ Bacaan Latin 214. wa-andzir asyiirataka al-aqrabiina 215. waikhfidh janaahaka limani ittaba’aka mina almu/miniina 216. fa-in ashawka faqul innii barii-un mimmaa ta’maluuna Terjemahan artinya 214. [2]Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu Muhammad yang terdekat[3], 215. Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang beriman yang mengikutimu[4]. 216. Kemudian jika mereka mendurhakaimu maka katakanlah Muhammad, "Sesungguhnya aku tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu kerjakan[5]. Adapun isi kandangun yang menjelaskan tentang tafsir, bacaan latin, dan terjemahannya artinya. Penjelasan [1] Allah Subhaanahu wa Ta'aala melarang Rasul-Nya dan termasuk pula umatnya dari menyembah selain Allah, dan bahwa yang demikian dapat menyebabkan seseorang terkena azab yang kekal, karena hal itu adalah perbuatan syirk, di mana Allah mengharamkan pelakunya masuk surga dan akan menempatkannya di neraka. Larangan terhadap sesuatu berarti perintah terhadap kebalikannya, larangan terhadap syirk berarti perintah mentauhidkan-Nya. [2] Setelah Allah Subhaanahu wa Ta'aala memerintahkan Nabi-Nya mengerjakan sesuatu yang dapat menyempurnakan dirinya, maka Dia memerintahkan untuk menyempurnakan orang lain. [3] Yaitu Bani Hasyim dan Bani Muththalib, di mana mereka adalah orang-orang yang paling dekat dengan Beliau dan paling berhak mendapatkan ihsan baik dari sisi agama maupun dunia. Hal ini tidaklah menafikan untuk memberikan peringatan kepada semua manusia, seperti halnya ketika seseorang diperintahkan untuk berbuat ihsan kepada semua manusia, lalu diperintahkan pula kepadanya untuk berbuat ihsan kepada kerabatnya, maka yang ini adalah lebih khusus yang menunjukkan penekanan dan memiliki hak lebih. Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam melaksanakan perintah itu, Beliau berdakwah baik kepada masyarakat umum maupun kepada kerabat-kerabat-kerabat Beliau, mengingatkan dan menasehati mereka tanpa kenal lelah, dan bahwa tidak ada seorang pun di antara mereka yang dapat selamat dari azab Allah kecuali dengan beriman kepada-Nya. Allah Subhaanahu wa Ta'aala juga memerintahkan agar Beliau berendah diri kepada hamba-hamba Allah yang beriman, dan barang siapa yang mendurhakai Beliau siapa pun orangnya, maka hendaklah Beliau berlepas diri dari perbuatannya, dan dengan tetap menasehati mereka serta berusaha mengajak mereka kembali dan bertobat. Sikap berlepas diri dari perbuatannya adalah untuk menolak anggapan bahwa perintah merendahkan diri kepada orang-orang mukmin, menghendaki seseorang untuk bersikap ridha terhadap segala yang muncul dari mereka selama mereka mukmin, bahkan tidak demikian. Hal itu, karena dalam masalah wala’ setia dan bara’ berlepas diri ada tiga golongan 1. Orang-orang yang diberikan wala’ murni tanpa dimusuhi sama sekali. Mereka adalah kaum mukmin yang bersih dari kalangan para nabi, para shiddiqin, para syuhada dan orang-orang shalih. Terdepannya adalah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, kemudian istri-istrinya ummahaatul mukminin, ahli baitnya yang baik dan para sahabatnya yang mulia. Kemudian dari kalangan para tabi’in dan orang-orang yang hidup pada abad-abad yang utama, generasi pertama ummat ini dan para imamnya seperti imam yang empat Imam Malik, Imam Abu Hanifah, Imam Syafi'i dan Imam Ahmad. 2. Orang-orang yang diberi baraa’ murni tanpa ada rasa cinta. Mereka adalah kaum kafir baik dari kalangan, orang-orang musyrik, orang-orang munafik, orang-orang murtad dan orang-orang atheis dan lainnya dengan berbagai macamnya. 3. Orang-orang yang diberi wala' dari satu sisi dan diberi bara' dari sisi lain Yakni wala’ dan bara’ berkumpul padanya, mereka adalah kaum mukminin yang berbuat maksiat. Mencintai mereka, karena mereka masih memiliki iman, dan membenci mereka karena maksiatnya yang tingkatannya di bawah kufur dan syirk. Membenci mukmin yang berbuat maksiat tidaklah sama dengan membenci orang kafir dan memusuhinya, dalilnya adalah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dari Umar bin Al Khaththab أَنَّ رَجُلًا عَلَى عَهْدِ النَّبِيِّ كَانَ اسْمُهُ عَبْدَاللَّهِ وَكَانَ يُلَقَّبُ حِمَارًا وَكَانَ يُضْحِكُ رَسُولَ اللَّهِ وَكَانَ النَّبِيُّ قَدْ جَلَدَهُ فِي الشَّرَابِ فَأُتِيَ بِهِ يَوْمًا فَأَمَرَ بِهِ فَجُلِدَ فَقَالَ رَجُلٌ مِنَ الْقَوْمِ اللَّهُمَّ الْعَنْهُ مَا أَكْثَرَ مَا يُؤْتَى بِهِ فَقَالَ النَّبِيُّ لَا تَلْعَنُوهُ فَوَاللَّهِ مَا عَلِمْتُ إِنَّهُ يُحِبُّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ “Ada seseorang di zaman Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yang bernama Abdullah, ia digelari “keledai”, ia sering membuat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tertawa. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah menderanya karena ia meminum khamr, suatu ketika ia dihadapkan lagi karena meminum khamr, lalu Beliau memerintahkan mendera lagi, lalu didera lagi. Kemudian salah seorang yang hadir ada yang mengatakan, “Ya Allah, laknatlah dia, banyak sekali ia melakukannya.” Maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda “Janganlah melaknatnya, demi Allah, apa kamu tidak tahu bahwa ia cinta kepada Allah dan Rasul-Nya” Rasa cinta kepada mereka mengharuskan kita menasehati mereka dan mengingkari mereka. Oleh karena itu, tidak boleh diam terhadap maksiat mereka, bahkan tetap diingkari, dinasehati dan diaak bertobat, disuruhnya mengerjakan yang ma’ruf dan dicegahnya dari yang mungkar, ditegakkan hukuman sampai mereka mau berhenti dan bertobat dari maksiatnya. Akan tetapi, kita tidak membenci mereka dengan kebencian murni seperti halnya orang-orang khawaarij. [4] Yakni dengan tidak sombong kepada mereka, bersikap lembut kepada mereka, bertutur kata yang halus kepada mereka, mencintai mereka, berakhlak mulia dan berbuat ihsan kepada mereka. Inilah akhlak Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam; akhlak yang paling mulia yang dengannya tercapai berbagai maslahat. Oleh karena itu, pantaskah bagi seorang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, mengaku mengikuti Beliau dan meneladaninya tetapi malah menjadi beban kaum muslimin, berakhlak buruk, keras wataknya, hatinya keras dan mulutnya kasar, saat melihat mereka berbuat salah atau kurang adab langsung dijauhi, dibenci dan dimusuhi, tanpa dinasehati dengan cara yang baik dan diajak kembali. Padahal bersikap seperti itu menimbulkan berbagai macam bahaya dan menghilang beberapa maslahat. [5] Yaitu kemaksiatan yang kamu lakukan. Tafsir Tafsir Jalalayn 214. Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat mereka adalah Bani Hasyim dan Bani Mutalib, lalu Nabi saw. memberikan peringatan kepada mereka secara terang-terangan; demikianlah menurut keterangan hadis yang telah dikemukakan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim. 215. Dan rendahkanlah dirimu berlaku lemah lembutlah kamu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman. 216. Jika mereka mendurhakaimu yakni kerabat-kerabat terdekatmu itu maka katakanlah kepada mereka; "Sesungguhnya aku tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kalian kerjakan" tentang penyembahan kalian kepada selain Allah itu.
وَاِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِيْنِ ۙ 80. 80. dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan aku, Baca Ayat Selanjutnya. { {description}}
AsySyu'ara' Ayat 215. وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ لِمَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ ۚ. 215. dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang beriman yang mengikutimu. Share. Copy. Ayat 214. QS. Asy-Syu'ara'. Ayat 216.
Sesuai judul di atas, berikut adalah tafsir dari Al-Qur’an Surat Asy-Syu’ara ayat 214-216. Berikut tulisan arab dan terjemahnyaوَاَنْذِرْ عَشِيْرَتَكَ الْاَقْرَبِيْنَ ۙ"Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu Muhammad yang terdekat." QS. Asy-Syu’ara 214وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ لِمَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ ۚ "Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang beriman yang mengikutimu". QS. Asy-Syu’ara 215فَاِنْ عَصَوْكَ فَقُلْ اِنِّيْ بَرِيْۤءٌ مِّمَّا تَعْمَلُوْنَ ۚ"Kemudian jika mereka mendurhakaimu maka katakanlah Muhammad, “Sesungguhnya aku tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu kerjakan".QS. Asy-Syu’ara 216Kata عشيرة artinya anggota suku yang terdekat, kata tersebut berasal dari عاشر yang artinya bergaul. Kata جناح arti aslinya adalah sayap. Hal ini menggambarkan perilaku seseorang disamakan dengan burung yang merendahkan sayapnya apabila hendak mendekati lawan jenisnya atau melindungi اتبع artinya “mengikuti”, namun menurut mufasir Ibnu Asyur, beliau menerjemahkan dengan “beriman”.Dalam suatu hadis dari Abu Hurairah, dijelaskan, “Tatkala ayat ini turun, Rasulullah memanggil orang-orang Quraisy berkumpul di bukit Shafa. Di antara mereka ada yang datang secara langsung dan ada yang mengirimkan wakilnya. Setelah mereka berkumpul, kemudian Rasulullah berkhotbah, Wahai kaum Quraisy, selamatkan dirimu dari api neraka, karena sesungguhnya aku tidak bisa memberi madharat dan tidak pula memberi manfaat kepadamu. Hai Bani Qushai, selamatkan dirimu dari api neraka, karena sesungguhnya aku tidak bisa memberi madharat dan tidak pula memberi manfaat kepadamu. Ketahuilah bahwasanya aku hanya dapat menghubungi karibku di dunia ini saja.’”Dalam riwayat lain, oleh Imam Bukhari, Muslim dan Ibnu Abbas, dijelaskan bahwa setelah Rasulullah menyeru kepada kamu itu, lalu Abu Lahab, paman beliau berkata,“Celakalah engkau wahai Muhammad hari ini, apakah kamu engkau panggil hanya untuk ini?”Kemudian Allah menurunkan ayat, “Tabbat yadaa abii lahabin watab.” Surat Al-LahabSelain itu, ayat ini menegaskan bahwa mula-mula dakwah Nabi ditunjukkan kepada keluarga dan kerabat terdekatnya, kemudian secara berangsur-angsur menyeru ke masyarakat sekitar dan akhirnya kepada manusia dakwah secara sembunyi-sembunyi, kemudian setelah mengikutnya kuat, dilakukanlah secara terang-terangan. Inilah awal perintah Allah kepada Nabi Muhammad untuk memulai dakwah menyiarkan agama Allah agar manusia mentauhidkan kepada-Nya dan beramal global ijmai, ketiga ayat di atas menjelaskan kepada kita umat Islam bahwa Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad Saw. agar menyampaikan dakwahnya kepada keluarga atau kerabat terdekat seperti istrinya, anak-anaknya dan perintah bersikap lemah lembut dan penuh kasih sayang kepada orang-orang yang mengikuti ajakannya dan memberi peringatan dan ancaman akan azab yang pedih kepada orang-orang yang mendurhakai dakwahnya. Isi dakwahnya adalah untuk meyakini dan mempercayai bahwa tiada Tuhan selain Allah yang maha ayat 215 QS. Asy-Syu’ara, Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad agar berlaku dan bersikap rendah hati, lemah lembut, memedulikan orang lain dan tidak sombong kepada orang-orang yang mengikuti seruannya, sehingga hati mereka lebih tertarik dan menyenangi agama yang baru dianut, dapat terjalin hubungan kasih sayang, mencintai dan menolong serta membela sesama ayat 216 QS. Asy-Syu’ara, Allah Swt. memberikan petunjuk kepada Nabi Muhammad dalam menjalankan dakwahnya, yaitu apabila kerabat karib, keluarga dekat tidak mengindahkan seruannya, maka katakanlah kepada mereka bahwa engkau tidak bertanggungjawab atas keingkaran dan kedurhakaan mereka, bahwa Allah mengancam dengan azab-Nya yang sangat keras sebagai belasan terhadap sikap dan perbuatan mereka, tak seorang pun mampu melepaskan diri dari azab itu. Hanya orang-orang yang beriman dan beramal saleh yang dapat terhindar dari azab Allah di akhirat tafsir dari QS. Asy-Syu’ara ayat 214-216. Semoga bermanfaat. Wallah A’lamAyat 216 berbunyi: "Dan diwajibkan atas manusia berjihad untuk (mendatangkan) keridhaan Allah, meskipun orang-orang kafir tidak menyukainya." Ayat ini mengajarkan kepada kita pentingnya berjihad untuk mencari keridhaan Allah.
26. QS. Asy-Syu'ara' Penyair 227 ayat بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ طٰسٓمّٓ Taa-Siiin-Miiim 1. Tha Sin Mim تِلۡكَ اٰيٰتُ الۡكِتٰبِ الۡمُبِيۡنِ Tilka Aayaatul Kitaabil Mubiin 2. Inilah ayat-ayat Kitab Al-Qur'an yang jelas. لَعَلَّكَ بَاخِعٌ نَّـفۡسَكَ اَلَّا يَكُوۡنُوۡا مُؤۡمِنِيۡنَ La'allaka baakhi'un nafsaka allaa yakuunuu mu'miniin 3. Boleh jadi engkau Muhammad akan membinasakan dirimu dengan kesedihan, karena mereka penduduk Mekah tidak beriman. اِنۡ نَّشَاۡ نُنَزِّلۡ عَلَيۡهِمۡ مِّنَ السَّمَآءِ اٰيَةً فَظَلَّتۡ اَعۡنَاقُهُمۡ لَهَا خٰضِعِيۡنَ In nashaa nunazzil 'alaihim minas samaaa'i Aayatan fazallat a'naaquhum lahaa khaadi'iin 4. Jika Kami menghendaki, niscaya Kami turunkan kepada mereka mukjizat dari langit, yang akan membuat tengkuk mereka tunduk dengan rendah hati kepadanya. وَمَا يَاۡتِيۡهِمۡ مِّنۡ ذِكۡرٍ مِّنَ الرَّحۡمٰنِ مُحۡدَثٍ اِلَّا كَانُوۡا عَنۡهُ مُعۡرِضِيۡنَ Wa maa yaatiihim min zikrim minar Rahmaani muhdasin illaa kaanuu 'anhu mu'ridiin 5. Dan setiap kali disampaikan kepada mereka suatu peringatan baru ayat Al-Qur'an yang diturunkan dari Tuhan Yang Maha Pengasih, mereka selalu berpaling darinya. فَقَدۡ كَذَّبُوۡا فَسَيَاۡتِيۡهِمۡ اَنۡۢـبٰٓــؤُا مَا كَانُوۡا بِهٖ يَسۡتَهۡزِءُوۡنَ Faqad kazzabuu fasa yaatiihim ambaaa'u maa kaanuu bihii yastahzi'uun 6. Sungguh, mereka telah mendustakan Al-Qur'an, maka kelak akan datang kepada mereka kebenaran berita-berita mengenai apa azab yang dulu mereka perolok-olokkan. اَوَلَمۡ يَرَوۡا اِلَى الۡاَرۡضِ كَمۡ اَنۡۢبَتۡنَا فِيۡهَا مِنۡ كُلِّ زَوۡجٍ كَرِيۡمٍ Awa lam yaraw ilal ardi kam ambatnaa fiihaa min kulli zawjin kariim 7. Dan apakah mereka tidak memperhatikan bumi, betapa banyak Kami tumbuhkan di bumi itu berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang baik? اِنَّ فِىۡ ذٰ لِكَ لَاٰيَةً ؕ وَّمَا كَانَ اَكۡثَرُهُمۡ مُّؤۡمِنِيۡنَ Inn fii zaalika la Aayah; wa maa kaana aksaruhum mu'miniin 8. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda kebesaran Allah, tetapi kebanyakan mereka tidak beriman. وَاِنَّ رَبَّكَ لَهُوَ الۡعَزِيۡزُ الرَّحِيۡمُ Wa inna Rabbaka la Huwal 'Aziizur Rahiim 9. Dan sungguh, Tuhanmu Dialah Yang Mahaperkasa, Maha Penyayang. وَاِذۡ نَادٰى رَبُّكَ مُوۡسٰۤى اَنِ ائۡتِ الۡقَوۡمَ الظّٰلِمِيۡنَۙ Wa iz naadaa Rabbuka Muusaaa ani'-til qawmaz zaalimiin 10. Dan ingatlah ketika Tuhanmu menyeru Musa dengan firman-Nya, "Datangilah kaum yang zhalim itu, قَوۡمَ فِرۡعَوۡنَؕ اَلَا يَتَّقُوۡنَ Qawma Fir'awn; alaa yattaquun 11. yaitu kaum Firaun. Mengapa mereka tidak bertakwa?" قَالَ رَبِّ اِنِّىۡۤ اَخَافُ اَنۡ يُّكَذِّبُوۡنِؕ Qoola Rabbi inniii akhaafu ai yukazzibuun 12. Dia Musa berkata, "Ya Tuhanku, sungguh, aku takut mereka akan mendustakan aku, وَيَضِيۡقُ صَدۡرِىۡ وَلَا يَنۡطَلِقُ لِسَانِىۡ فَاَرۡسِلۡ اِلٰى هٰرُوۡنَ Wa yadiiqu sadrii wa laa yantaliqu lisaanii fa arsil ilaa Haaruun 13. sehingga dadaku terasa sempit dan lidahku tidak lancar, maka utuslah Harun bersamaku. وَلَهُمۡ عَلَىَّ ذَنۡۢبٌ فَاَخَافُ اَنۡ يَّقۡتُلُوۡنِۚ Wa lahum 'alaiya zambun fa akhaafu ai yaqtuluun 14. Sebab aku berdosa terhadap mereka, maka aku takut mereka akan membunuhku." قَالَ كَلَّا ۚ فَاذۡهَبَا بِاٰيٰتِنَآ اِنَّا مَعَكُمۡ مُّسۡتَمِعُوۡنَ Qoola kallaa fazhabaa bi Aayaatinaaa innaa ma'akum mustami'uun 15. Allah berfirman, "Jangan takut mereka tidak akan dapat membunuhmu! Maka pergilah kamu berdua dengan membawa ayat-ayat Kami mukjizat-mukjizat; sungguh, Kami bersamamu mendengarkan apa yang mereka katakan, فَاۡتِيَا فِرۡعَوۡنَ فَقُوۡلَاۤ اِنَّا رَسُوۡلُ رَبِّ الۡعٰلَمِيۡنَۙ Faatiyaa Fir'awna faquulaaa innaa Rasuulu Rabbil 'aalamiin 16. maka datanglah kamu berdua kepada Firaun dan katakan, "Sesungguhnya kami adalah rasul-rasul Tuhan seluruh alam, اَنۡ اَرۡسِلۡ مَعَنَا بَنِىۡۤ اِسۡرَآءِيۡلَ ؕ An arsil ma'anaa Baniii Israaa'iil 17. lepaskanlah Bani Israil pergi bersama kami." قَالَ اَلَمۡ نُرَبِّكَ فِيۡنَا وَلِيۡدًا وَّلَبِثۡتَ فِيۡنَا مِنۡ عُمُرِكَ سِنِيۡنَۙ Qoola alam nurabbika fiinaa waliidanw wa labista fiinaa min 'umurika siniin 18. Dia Firaun menjawab, "Bukankah kami telah mengasuhmu dalam lingkungan keluarga kami, waktu engkau masih kanak-kanak dan engkau tinggal bersama kami beberapa tahun dari umurmu. وَفَعَلۡتَ فَعۡلَتَكَ الَّتِىۡ فَعَلۡتَ وَاَنۡتَ مِنَ الۡكٰفِرِيۡنَ Wa fa'alta fa'latakal latii fa'alta wa anta minal kaafiriin 19. Dan engkau Musa telah melakukan kesalahan dari perbuatan yang telah engkau lakukan dan engkau termasuk orang yang tidak tahu berterima kasih." قَالَ فَعَلۡتُهَاۤ اِذًا وَّاَنَا مِنَ الضَّآلِّيۡنَؕ Qoola fa'altuhaaa izanw wa ana minad daaaliin 20. Dia Musa berkata, "Aku telah melakukannya, dan ketika itu aku termasuk orang yang khilaf.
Menurut Al-Maraghi, pemberian peringatan dalam surat Asy-Syu'ara': 214 di atas, sifatnya adalah pemberian peringatan secara khusus, dan ini merupakan bagian dari peringatan yang bersifat umum, yang untuk itulah Rasulullah s.a.w. diutus. Lalu dua ayat selanjutnya -ayat 215 dan 216- menerangkan tentang perintah agar rasulullah s.a.wAbstract. The role of the family in the educational process, is an inevitable necessity, this is because the important role of the family as the environment of origin, and also the firstوَٱخْفِضْ جَنَاحَكَ لِمَنِ ٱتَّبَعَكَ مِنَ ٱلْمُؤْمِنِينَ Arab-Latin Wakhfiḍ janāḥaka limanittaba'aka minal-mu`minīnArtinya Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman. Asy-Syu'ara 214 ✵ Asy-Syu'ara 216 »Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarangKandungan Mendalam Berkaitan Surat Asy-Syu’ara Ayat 215 Paragraf di atas merupakan Surat Asy-Syu’ara Ayat 215 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada variasi kandungan mendalam dari ayat ini. Didapati variasi penjabaran dari kalangan ahli tafsir terhadap isi surat Asy-Syu’ara ayat 215, sebagiannya sebagaimana tertera📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi ArabiaDan lunakkanlah sikap pergaulanmu dan tutur katamu untuk bertawadhu dan mengungkapkan rasa sayang kepada orang yang tampak olehmu adanya penerimaan terhadap dakwahmu darinya.📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid Imam Masjidil Haram215. dan rendahkanlah dirimu -dalam berkata-kata dan bertingkah laku- terhadap orang-orang yang mengikutimu dari kalangan mukminin, sebagai bentuk kasih sayang dan lemah lembut terhadap mereka.📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah215. وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ لِمَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman Yakni tampakkanlah bagi mereka rasa cinta dan kedermawanan serta maafkanlah dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah215. Rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman. Hadirkan cinta dan kasih sayang📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-Awaji, professor tafsir Univ Islam MadinahRendahkanlah dirimu} lembutkanlah dirimu {terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang mukmin📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H215 “dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, dari kalangan orang-orang yang beriman,” yaitu, dengan sikap lembutmu, tutur katamu yang halus kepada mereka, rasa sayang dan cintamu kepada mereka serta akhlak mulia dan seluruh kebaikanmu terhadap mereka. Dan sungguh nabi melakukan semua ini, sebagiamana Allah firmankan, “maka disebakan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu,” ali-imran160 Itulah akhlak Rasulullah, yaitu akhlak yang paling sempurna, yang dengannya banyak kemaslahatan besar yang diraih, berbagai mudarat tercegah, sebagaimana sudah dimaklumi. Kemudian, apakah pantas bagi seorang yang beriman kepada Allah dan RasulNya yang mengklaim mengikuti dan mensuriteladani Rasulullah, jika menjadi beban bagi kaum Muslimin, berkhlak buruk, bersikap keras [terhadap mereka], berkeras hati dan berkata-kata kasar; dan jika dia melihat mereka melakukan maksiat atau kurang sopan, maka dia langsung memutus hubungan dengan mereka, mencaci dan membenci mereka? Dia sama sekali tidak mempunyai sikap lembut, tidak memilki etika dan tidak juga taufik. Perlakuan seperti ini telah menimbulkan berbagai kerusakan dan terabaikannya berbagai kemaslahatan yang cukup parah. Lain dari itu, anda akan menjumpainya sellau merendahkann orang yang meniru sifat Rasulullah. Dia menuduhnya dengan tuduhan kemunafikan dan cari muka, dan dia menyebut-nyebut dirinya sendiri dan menyanjungnya serta bangga dengan amal yang dilakukannya. Ini semua tidak lain karena kebodohannya, bujukan manis dan tipu daya setan dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, Asy-Syu’ara ayat 215 Yakni dengan tidak sombong kepada mereka, bersikap lembut kepada mereka, bertutur kata yang halus kepada mereka, mencintai mereka, berakhlak mulia dan berbuat ihsan kepada mereka. Inilah akhlak Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam; akhlak yang paling mulia yang dengannya tercapai berbagai maslahat. Oleh karena itu, pantaskah bagi seorang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, mengaku mengikuti Beliau dan meneladaninya tetapi malah menjadi beban kaum muslimin, berakhlak buruk, keras wataknya, hatinya keras dan mulutnya kasar, saat melihat mereka berbuat salah atau kurang adab langsung dijauhi, dibenci dan dimusuhi, tanpa dinasehati dengan cara yang baik dan diajak kembali. Padahal bersikap seperti itu menimbulkan berbagai macam bahaya dan menghilang beberapa maslahat.📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Asy-Syu’ara Ayat 215215. Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang beriman yang mengikutimu. Jangan kamu bertindak kasar terhadap mereka, karena mereka akan lari darimu, padahal mereka adalah pembantumu yang utama dalam berdakwah. Perjalanan dakwah tidak selamanya mulus. Ada banyak rintangan, antara lain pembelotan dari pengikut. 216. Teruskanlah kamu berdakwah, wahai rasul. Kemudian jika setelah engkau berdakwah kepada mereka, mereka baik itu keluargamu, orang-orang kafir, atau para pengikutmu, mendurhakaimu dan tidak mengikuti perintahmu, maka katakanlah wahai rasul, kepada mereka 'sesungguhnya aku tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu kerjakan. ' semua itu menjadi tanggung jawabmu di hadapan dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang Itulah variasi penjelasan dari banyak ulama tafsir terkait makna dan arti surat Asy-Syu’ara ayat 215 arab-latin dan artinya, semoga menambah kebaikan untuk kita bersama. Bantu perjuangan kami dengan memberikan tautan ke halaman ini atau ke halaman depan Bacaan Tersering Dilihat Kami memiliki ratusan topik yang tersering dilihat, seperti surat/ayat Al-Isra 1, Al-Baqarah 30, Ali Imran 134, Al-Isra 23-24, Al-Baqarah 186, Az-Zariyat 56. Ada juga Al-Baqarah 2, Al-Jumu’ah 9, Al-Infithar, Al-Ahzab 21, Ali Imran 133, Ar-Ra’d. Al-Isra 1Al-Baqarah 30Ali Imran 134Al-Isra 23-24Al-Baqarah 186Az-Zariyat 56Al-Baqarah 2Al-Jumu’ah 9Al-InfitharAl-Ahzab 21Ali Imran 133Ar-Ra’d Pencarian arti at takasur, surat an-nisa ayat 36 berisi perintah allah untuk, untukmu agamamu dan untukku agamaku adalah arti ayat ke, ayat 1000 dinar surah at thalaq 2 3, surat ar rahman 1-10 Dapatkan amal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat. Plus dapatkan bonus buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah" secara 100% free, 100% gratis Caranya, salin text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga 3 group WhatsApp yang Anda ikuti Silahkan nikmati kemudahan dari Allah Ta’ala untuk membaca al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik surat yang mau dibaca, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar tafsir lengkap untuk ayat tersebut 🔗 *Mari beramal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat ini* Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol "Dapatkan Bonus" di bawah Al-Qur'an Surat Asy-Syuara Ayat ke-43 dan Terjemahan Bahasa Indonesia. QS. Asy-Syu'ara' Ayat 43. قَالَ لَهُمْ مُّوْسٰٓى اَلْقُوْا مَآ اَنْتُمْ مُّلْقُوْنَ . 43. Dia (Musa) berkata kepada mereka, "Lemparkanlah apa yang hendak kamu lemparkan." Arti Muamalah adalah Hubungan Antar Tafsir Jalalayn Tafsir Quraish Shihab Diskusi Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat mereka adalah Bani Hasyim dan Bani Mutalib, lalu Nabi saw. memberikan peringatan kepada mereka secara terang-terangan; demikianlah menurut keterangan hadis yang telah dikemukakan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim. Peringatkanlah keluarga dekatmu akan azab akibat kemusyrikan dan kemaksiatan. Kemudian peringatkanlah mereka yang hubungan keluarganya lebih jauh, dan begitu seterusnya. Anda harus untuk dapat menambahkan tafsir Admin Submit 2015-04-01 021332 Link sumber Setelah Allah Subhaanahu wa Ta'aala memerintahkan Nabi-Nya mengerjakan sesuatu yang dapat menyempurnakan dirinya, maka Dia memerintahkan untuk menyempurnakan orang lain. Yaitu Bani Hasyim dan Bani Muththalib, di mana mereka adalah orang-orang yang paling dekat dengan Beliau dan paling berhak mendapatkan ihsan baik dari sisi agama maupun dunia. Hal ini tidaklah menafikan untuk memberikan peringatan kepada semua manusia, seperti halnya ketika seseorang diperintahkan untuk berbuat ihsan kepada semua manusia, lalu diperintahkan pula kepadanya untuk berbuat ihsan kepada kerabatnya, maka yang ini adalah lebih khusus yang menunjukkan penekanan dan memiliki hak lebih. Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam melaksanakan perintah itu, Beliau berdakwah baik kepada masyarakat umum maupun kepada kerabat-kerabat-kerabat Beliau, mengingatkan dan menasehati mereka tanpa kenal lelah, dan bahwa tidak ada seorang pun di antara mereka yang dapat selamat dari azab Allah kecuali dengan beriman kepada-Nya. Allah Subhaanahu wa Ta'aala juga memerintahkan agar Beliau berendah diri kepada hamba-hamba Allah yang beriman, dan barang siapa yang mendurhakai Beliau siapa pun orangnya, maka hendaklah Beliau berlepas diri dari perbuatannya, dan dengan tetap menasehati mereka serta berusaha mengajak mereka kembali dan bertobat. Sikap berlepas diri dari perbuatannya adalah untuk menolak anggapan bahwa perintah merendahkan diri kepada orang-orang mukmin, menghendaki seseorang untuk bersikap ridha terhadap segala yang muncul dari mereka selama mereka mukmin, bahkan tidak demikian. Hal itu, karena dalam masalah walaâ setia dan baraâ berlepas diri ada tiga golongan 49. Dia (Fir'aun) berkata, "Mengapa kamu beriman kepada Musa sebelum aku memberi izin kepadamu? Sesungguhnya dia pemimpinmu yang mengajarkan sihir kepadamu. Nanti kamu pasti akan tahu (akibat perbuatanmu). Pasti akan kupotong tangan dan kakimu bersilang dan sungguh, akan kusalib kamu semuanya.". QS. Asy-Syu'ara'. On December 17, 2022 Views 7 Alyazea Amanda Latin dan Terjemahan Surat Asy Syu’ara Ayat 214 وَأَنذِرْ عَشِيرَتَكَ ٱلْأَقْرَبِينَ Wa anżir asyīratakal-aqrabīn Artinya Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat, Asbabun Nuzul Surat Asy Syu’ara Ayat 214 Belum ditemukan asbabun nuzul dari ayat ini Tafsir Kementrian Agama Republik Indonesia Surat Asy Syu’ara Ayat 214 Sumber Tafsir Kementrian Agama Republik Indonesia Versi Online svIObc.